ACARA I
PEMBUATAN LARUTAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum :
- Untuk mempelajari dan melatih cara-cara pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu.
2. Waktu Praktikum :
Rabu, 23 Maret 2011
3. Tempat Praktikum :
Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III Fakultas MIPA, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996 : 1).
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999 : 350)
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3 kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas (Sukardjo, 1997 : 141)
Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan dalam air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan cairan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan dapat berupa padat dan gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada;ah larutan, contoh terbaik larutan adalah udara (Karyadi, 1994 : 51)
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
a. Alat-alat Praktikum
- Gelas Arloji
- Gelas Kimia 100 ml
- Labu Ukur 50 ml
- Neraca Analitik
- Pipet Tetes
- Sendok
- Spatula
b. Bahan-bahan Praktikum
- Aqudes
- NaCl
- NaOH Pellet
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dihitung berapa gram senyawa yang harus ditimbang yang akan dilarutkan ke dalam gelas kimia.
2. Ditimbang sejumlah zat yang telah dihitung
3. Dilarutkan ke dalam gelas kimia sejumlah zat yang telah ditimbang, dengan menambahkan sedikit aquades.
4. Dimasukkan larutan yang telah dilarutkan ke dalam labu takar 50 ml
5. Ditambahkan aquades ke dalam labu takar 50 ml hingga tepat pada batas yang telah ditentukan atau ditunjukkan pada labu takar.
E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).
F. ANALISA DATA
1. Persamaan reaksi
- NaCl(s) H2O(l) → Na + (aq) + Cl -(aq)
- NaOH(s) + H2O (l) → Na + (aq) + OH -(aq)
2. Tabel
No. | Konsentrasi | | |
NaCl % | NaOH M | Volume Larutan ml | |
1. 2. | 0,5 1 | 0,75 0,5 | 50 50 |
3. Perhitungan
a. Masa NaCl
Dik : Konsentrasi ⇒ NaCl 1 %
⇒ NaCl 0,5 %
Dit : Massa NaCl?
⇒ NaCl 1 %
%
1 %
Massa NaCl =
= 0,5 gram
⇒ NaCl 0,5 %
%
0,5 %
Massa NaCl =
= 0,25 gram
b. Massa NaOH
Dik : Konsentrasi ⇒ NaOH 0,75 M
⇒ NaOH 0,5 M
Dit : Massa NaOH?
⇒ NaOH 0,75 M
M =
0,75 =
Massa NaOH = 0,75 x 2
= 1,5 gram
⇒ NaOH 0,5 M
M =
0,5 =
Massa NaOH = 0,5 x 2
= 1 gram
G. PEMBAHASAN
Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu pelarut dalam temperatur konstan disebut kelarutan. Ada pun faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat yaitu 1. temperatur atau suhu, umumnya kelarutan akan naik dengan kenaikan suhu meskipun beberapa hal terjadi sebaliknya. 2. Pelarut, kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air murni daripada pelarut organik. 3. Ion sekutu, ion yang merupakan salah satu bahan endapan, pada umunya dapat dikatakan bahwa kelarutan suatu endapan akan berkurang jika salah satu ion sekutu terdapat dalam jumlah yang berlebihan. 4. PH, Kelarutan garam dari asam bergantung pada PH larutan. 5. Kompleks, dalam hal ini kelarutan mula-mula turun karena pengaruh ion sejenis kemudian naik karena pembentukan kompleks menjadi nyata. 6. Konsentrasi, Bila konsentrasi lebih kecil dari kelarutan, zat padat akan terurai dan sebaliknya bila konsentrasi melebihi dari kelarutan maka akan terjadi pengendapan.
Dalam pelarut NaCl didalam pelarut air terjadi interaksi ion dipole antara senyawa ion dengan molekul air. Molekul air bersifat polar dengan muatan negatif lebih terpusat pada atom oksigen. Pada proses pelarutan NaCl kutub negatif akan mengapung Na+ yangbermuatan positif dan hidrogen mengapung atom Cl – yang bermuatan negatif. Jika interaksi ion dipole lebih besar dari gaya tarik antara ion dan gaya antar molekul air maka proses pelarutan akan berlangsung. Dalam hal ini akan terbentuk ion tersolvasi dari senyawa NaCl yaitu Na+ dan Cl – .
dalam proses pembuatan larutan NaOH dengan menambahkan aquades kedalam labu takar sampai pada titik tera, terjadi reaksi yang ditandai dengan larutan menjadi panas, terjadi reaksi eksotermal dan ketiaka diencerkan larutan menjadi bening. Larutan menjadi panas bila energi potensialnya turun, ketika energi kinetiknya naik, artinya energi potensialnya berubah menjadi energi kinetik. Penambahan harga rata-rata energi kinetik dari molekul-molekul dapat menyebabkan kenaikan temperatur dari campuran reaksi, sehingga panas dapat mengalir ke sekelilingnya. Bila terjadi reaksi eksotermal, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat-zat kimia yang bersangkutan akan turun, jadi larutan panas pada NaOH menandakan bahwa NaOH itu bereaksi.
Dari hasil perhitungan massa diperoleh bahwa, massa NaOH dengan konsentrasi 0,5 M adalah 1 gram dan konsentrasi 0,75 M diperoleh massa sebesar 1,5 gram. Pada konsentrasi NaCl 1 % deperoleh massa 0,5 gram sedangkan pada konsentrasi NaCl 0,5 % diperoleh massa seberat 0,25 gram. Berdasarkan hasi; perhitungan masss yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin besar pula massa yang diperlukan unutk membuat larutan tersebut, sehingga perhitungan massa sangat diperlukan sebelum membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
H. PENUTUP
a. Kesimpulan
- Larutan merupakan campuran homogen dari zat terlarut (solute) dengan pelarut (solvent)
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain:
1. Temperatur/ Suhu 2. Pelarut 3. Ion sekutu 4. PH 5. Kompleks 6. Konsentrasi.
- Dalam pelarutan NaCl didalam air terjadi interaksi ion dipole antar senyawa ion dengan molekul air. Dalam hal ini terbentuk ion tersolvasi dari NaCl yaitu Na+ dan Cl –
- dalam pelarutan NaCl didalam air tidak terjadi perubahan suhu pada larutan.
- Pada pelarutan NaOH pellet didalam air terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik pada zat kimia yang bersangkutan sehingga mnyebabkan kenaikan suhu pada larutan.
- Hasil perhitungan massa yang diperoleh :
NaOH 0,5 M adalah 1 gram sedangkan NaOH 0,75 M adalah 1,5 gram. Pada NaCl 1% diperoleh massa 0,5 gram sedangkan pada NaCl 0,5 % diperoleh massa 0,25 gram.
- Perhitungan massa sangat diperlukan sebelum membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
b. Saran
- Hendaknya para praktikan bersifat teliti dan meminimalisir kesalahan sekecil apapun sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat.
- Praktikan diharapkan untuk bersabar dan tekun dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Karyadi, Grenny. 1994. Kimia 2. Jakarta: DEPDIKBUD.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB